Rabu, 26 Juli 2023

Urgensi Agama Islam

  

  1. Pengertian Agama

Pengertian agama dari segi bahasa antara lain adalah uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata din ( ﻴند) dari bahasa Arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Menurutnya, agama berasal dari kata Sanskrit. Menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun-temurun. Hal demikian menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara turun temurun dari generasi ke generasi lainnya.

Selanjutnya ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci, dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntunan. Pengertian ini tampak menggambarkan salah satu fungsi agama sebagai tuntunan bagi kehidupan manusia. Pada umumnya, kata “agama” diartikan tidak kacau, yang secara analitis diuraikan dengan cara memisahkan kata demi kata, yaitu “a” berarti “tidak” dan “gama” berarti “kacau”. Maksudnya orang yang memeluk agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya dengan sungguh, hidupnya tidak akan mengalami kekacauan.

Adapun kata religi berasal dari bahasa latinHarun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegereyang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian itu sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata itu berasal dari kata religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah-istilah di atas ialah ikatan. Agama memang mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan sehari-hari manusia. Satu kekuatan gaib yang tak dapat di tangkap oleh pancaindera. 

Adapun pengertian agama dari segi istilah dapat dikemukakan sebagai berikut. Elizabet K. Nottingham dalam bukunya Agama dan Masyarakat berpendapat bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat di mana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha kita untuk membuat abstraksi ilmiah. Selanjutnya karena demikian banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan para ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa dapat diberi definisi sebagai berikut:

1) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus di patuhi

2) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang menguasai manusia

3) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia

4) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulakan cara hidup tertentu

5) Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib

6) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib

7) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia

8) Ajaran yang diwariskan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.

    Pada semua definisi tersebut di atas, ada satu hal yang menjadi kesepakatan semua, yaitu kepercayaan akan adanya sesuatu yang agung di luar alam. Namun, lepas dari semua definisi yang ada di atas maupun definisi lain yang dikemukakan oleh para pemikir dunia lainnya, kita meyakini bahwa agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para nabi-Nya untuk umat manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat.

     Dari sini, kita bisa menyatakan bahwa agama memiliki tiga bagian yang tidak  terpisah, yaitu akidah (kepercayaan hati), syari’at (perintah-perintah dan larangan Tuhan) dan akhlak (konsep untuk meningkatkan sisi rohani manusia untuk dekat kepada-Nya). Meskipun demikian, tidak bisa kita pungkiri bahwa asas terpenting dari sebuah agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang harus disembah.

  1. Motivasi Manusia Beragama

Secara naluri manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini diluar dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengakui kesulitan hidup, musibah dan berbagai bencana ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskan dari keadaan itu ini dialami setiap manusia. Naluriah ini mmbuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan sang khaliqnya. Dalam syariat Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah menetapkan titik tolak pengkauan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah prinsip dasar kebutuhan manusia. 

Berikut ini beberapa alasan yang memotivasi atau melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama :

1.         Fitrah Manusia

Dalam bukunya berjudul prospektif manusia dan agama, Murthada Muthahhari mengatakan bahwa disaat berbicara tentang para Nabi as. Menyebutkan bahwa mereka diutus untuk mengingat manusia kepada manusia yang telah diikat oleh fitrah manusia, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak dicatat diatas kertas melainkan dengan pena ciptaan Allah dipermukaan terbesar dan lubuk fitrah manusia, dan diatas permukaan hati nurani serta dikedalaman perasaan batiniah. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali ditegaskan kepada agama islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia, sebelumnya, manusia belum mengenal kenyataan ini. Baru dimasa akhir-akhir ini muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya. Fitrah keagamaan yang ada pada diri manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia kepada agama, oleh karenanya ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya hal tersebut.

 

 

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar-Ruum; 30)

Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah pengaruh lingkungan. Setiap ciptaan Allah mempunyai fitrahnya sendiri-sendiri.
 
Kesimpulannya bahwa latar belakang perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi yang beragama ini memerlukan pembinasaan, pengarahan, pengembangan dan seterusnya dengan cara mengenalkan agama kepadanya.

2.      Kelemahan dan Kekurangan Manusia


Faktor lainnya yang melatar belakangi manusia memerlukan agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Walaupun manusia itu dianggap sebagai makhluk yang terhebat dan tertinggi dari segala makhluk yang ada di alam ini, akan tetapi mereka mempunyai kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya kemampuan.

 

 

 “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu (termasuk manusia) telah kami ciptakan dengan ukuran (batas) tertentu.” (QS. Al-Qomar : 49)

Selanjutnya dikatakan disamping itu manusia menjadi lemah karena di dalam dirinya ada hawa nafsu yang selain mengajak kepada kejahatan, sesudah itu ada lagi iblis yang selain berusaha menyesatkan manusia dari kebenaran dan kebaikan. Manusia hanya dapat melawan musuh-musuh ini dan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya itu dan keluar dari kegagalan-kegagalan tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan wahyu akan agama.

3.      Tantangan Manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupan senantiasa menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan dari hawa nafsu dan bisikan syetan untuk melakukan hal-hal yang menimbulkan dosa.

Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan ataupun hal-hal yang datang tanpa diduga yang bisa menghambat manusia mencapai tujuannya. Untuk itu upaya untuk mengatasinya dan membentengi manusia adalah dengan mengejar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu saat ini semakin meningkat sehingga upaya mengamankan masyarakat menjadi penting.

  1. Sejarah Agama

Sejarah agama-agama adalah sejarah umat manusia dengan aneka ragam tindakan manusia yang terjadi pada masa lalu dengan sandaran doktrin agama, karena doktrin agama yang mampu membentuk kepribadian umat manusia. Maka dalam kenyataanya beragam pengalaman ajaran agama bagi pemeluknya sangat ditentukan oleh pemahaman keagamaannya. Disamping bernilai normatif, sejarah agama-agama juga bernilai historik. Hal yang bersifat normatif dapat dipahami dengan kitab suci (manuskrip), sedangkan hal-hal yang bersifat historik merupakan pemahaman dan pegamalan ajaran agama sebagai pengalaman keagamaan umat manusia yang sifatnya beragam dan seragam.

Kajian tentang sejarah agama-agama dari aspek asal-usul agama telah banyak dikaji dan telah melahirkan teori-teori tentang asal-usul agama-agama. Prof.H.A. Mukti Ali mengemukakan beberapa teori tentang asal-usul agama. Menurut beliau teori tentang asal usul agama itu paling tidak ada 3 macam teori :

  1. Teori Evolusi

Ilmuan agama juga menggunakan teori evolusi dalam mencari asal-usul agama. Kekuatan di luar diri manusia yang diyakini dan dipercaya sebagai elemen yang dominan pada diri manusia telah mengkristal menjadi suatu kekuatan yang menjadikan manusia itu sebagai sesuatu yang bergantung secara spiritual, sehingga harus selalu berhubungan secara rutin dan intensif. 
 
Frederich Max Muller mengintrodusir asal-usul dan kepercayaan umat manusia itu berkembang dari polytheistic dan henotheistic menuju monotheistik. 

  1.  Teori Oer –Monotheisme

Teori ini berangkat dari fakta bahwa suku primitif pada awalnya adalah penyembah Tuhan yang satu. Teori ini melakukan pandangan bahwa pada mulanya monotheisme merupakan agama dasar yang telah manusia peluk. Kemudian, selanjutnya terjadi perubahan menjadi henotheisme dan selanjutnya menjadi polutheisme. 
 
Perubahan ini pada dasarnya bergerak secara linear dan dipengaruhi oleh kondisi geografik, antropologik, dan sosiologiknya yang pada akhirnya terjadi penyimpangan dari aslinya. Teori ini bertentangan dengan teori evolusi, ketika nampaknya terjadi perbedaan arah yang satu maju ke depan, dan yang lain mundur ke belakang. Namun, titik persamaan keduanya beranggapan bahwa asal-usul agama berasal dari bangsa primitif sebagai basic tumbuhnya agama-agama masyarakat pada umumnya. 
 Andrew
Lay, dalam karyanya berjudul “The Making Religion” beranggapan bahwa monotheisme di kalangan bangsa primitif sudah lama ada. Karena itu, teori ini menamakan Oer-Monotheisme, yang berarti kepercayaan terhadap Tuhan yang satu yang sudah lama.

  1. Teori Relevasi

Kata relevasi berarti wahyu, berarti semua agama itu adalah diwahyukan dari sumbernya, yakni Tuhan. Teori ini sependapat dengan Oer-Monotheisme, karena relevasi juga mengakui Tuhan yang satu, hanya berbeda dalam substansi sumbernya. Oer-Monotheisme cenderung mengaitkan dengan bangsa primitive sebagai asal-muasalnya (the origin), sedangkan relevasi mengakui doktrin monotheisme ini adalah dari kitab suci dan bersifat revelatif, merupakan ajaran langsung daru Tuhan. 

  1. Kategorisasi Agama

Cukup banyak agama yang ada di dunia ini, beberapa contoh agama Sinto, Kong Hu Cu, Bahai, Budha, Katolik, Protestan, Hindu, Islam dan lain-lainnya. Namun dari sekian banyak agama ini oleh para ahli diklasifikasikan ke dalam dua golongan (berdasar tolok ukur tertentu). Salah satu tolak ukur yang dapat dipergunakan adalah asal (sumber) ajaran agama, segi penyebaran agama dan tanggapan ketuhanan. 

Berikut ini klasifikasi agama yang ada di dunia ditinjau dari:

  1. Segi Penyebarannya

Dari segi penyebarannya, suatu agama dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :

  • Agama Universal

Agama universal merupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai minat untuk menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat manusia. Sasaran agama jenis ini adalah ke semua manusia tanpa mengira kaum dan bangsa. Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.

  • Agama Folk

Agama folk merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat dakwah seperti agama universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik tertentu. Contohnya: Agama Rakyat China/Taoisme dan agama Sikh.

 

  1. Tanggapan Ketuhanan

Agama yang ditinjau dari segi tanggapan ketuhanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

  1. Agama Monoteisme

Agama monoteisme merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu, yaitu agama yang mendukung konsep kewahidan Tuhan. Contohnya : Agama Islam.

  1. Agama Politeisme

Agama Politeisme merupakan agama yang menganggap bahwa Tuhan terwujud secara berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau Tuhan boleh berpecah kepada banyak bentuk. Contohnya : Agama Hindu, Agama Rakyat China.

 

  1. Sumbernya

Ditinjau dari sumbernya agama dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu agama wahyu (revealed religion) dan agama budaya (cultural religion).

  1. Agama wahyu ( revealed religion)

Agama wahyu (revealed religion) disebut juga dengan agama langit, agama samawi, agama profetis yang artinya agama yang diterima oleh manusia dari Allah sang pencipta melalui malaikat jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.

Ciri-ciri Agama Wahyu (revealed religion)

  • Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat

  • Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya.

  • Memiliiki kitap suci yang bersih dari campur tangan manusia

  • Ajaran serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah berubah sesuai dengan kecerdasan dan kesepakatan manusia

  • Kebenarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap umat manusia.

  • Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang maha benar, maha mengetahui segala-galanya

  • Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan hakikat kemanusiaan

  • Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern

  • Melalui agama wahyu Allah memberikan petunjuk, pedoman, tuntunan, dan peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan khamil, yaitu manusia yang sempurna, dan manusia baik yang bersih dari noda dan dosa.

 

Contoh Agama Wahyu

  • Agama Islam dengan kitab sucinya Al-quran yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril, untuk seluruh umat manusia dan semesta alam.

  • Agama Kristen (nasrani) dengan kitab sucinya Injil yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa AS, melalui malaikat Jibril untuk kaum Bani Israil.

  • Agama Yahudi dengan kitab sucinya Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS, melaui malaikat Jibril untuk Bani Israil

  1. Agama Budaya (cultural religion)

Agama Budaya (cultural religion) disebut juga dengan agama bumi yang artinya bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.

Ciri-ciri Agama Budaya

  • Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya

  • Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul)

  • Umumnya tidak memiliki kitab suci

  • Ajaran dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran penganutnya

  • Kebenaran ajarannya tidak unversal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia.

Contoh Agama Budaya :

  • Agama Kong Hu Cu

Agama Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.

Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana   hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di". Kitab Sishu Wujing adalah sebagai kitab suci resmi yang berisi : 

1)      Kitab Sanjak Suci  yang disebut Shi Jing

2)      Kitab Dokumen Sejarah yang disebut Shu Jing Kitab Wahyu Perubahan yang disebut Yi Jing

3)      Kitab Suci Kesusilaan yang disebut Li Jing

4)      Kitab Chun-qiu yang disebut Chunqiu Jing

Agama ini juga menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi. Yang mana kalender Imlek terbukti di buat oleh Nabi Khongcu (Konfusius).

  • Agama Hindu

Kata  Hindu berasal bahasa Sanskerta yaitu Sanātana Dharma yang artinya kebenaran abadi dan Vaidika-Dharma yang artinya pengetahuan kebenaran. Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Kelima keyakinan tersebut, yakni :

1)      Widhi Tattwa yaitu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala   aspeknya

2)      Atma Tattwa yaitu percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk

3)      Karmaphala Tattwa adalah percaya adanya hukum sebab-akibat tiap             perbuatan. 

4)      Punarbhawa Tattwa adalah percaya dengan adanya proses kelahiran kembali.

5)      Moksa Tattwa adalah percaya bahwa kebahagiaan tertinggi .

Bagi umat Hindu, "Brahman" adalah kata yang melambangkan Tuhan Sang Pencipta dan kitab agama hindu adalah Weda.

 

  • Agama Budha

Kata  Buddha berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “Mereka yang Sadar, dan yang mencapai pencerahan sejati”. Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, di dalam kitab ini terdapat  beberapa kepercayaan yang mereka yakini, yaitu :

1) Vinaya Pittaka, isinya adalah aturan-aturan untuk biksu atau biksuni

2)  Sutra Pittaka, isinya tentang wacana-wacana Buddha

3) Abhidharma Pittaka, isinya tentang penjelasan sistematis atau ilmu      pengetahuan dari Buddha

  • Perbedaan Agama Wahyu dan Agama Budaya

Di bawah ini dikemukakan perbedaan antara agama-agama wahyu dengan agama-agama bukan wahyu, menurut al-Masdoosi :

  1. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama budaya tidak harus demikian

  1. Bagi agama wahyu maka sumber utama tuntunan dan ukuran baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan bagi agama budaya kitab suci yang diwahyukan tidak essensial

  1. Semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama budaya, kecuali paganisme, lahir di luar area termaksud

  1. Agama wahyu timbul di daerah-daerah yang historis di bawah pengaruh ras Semitik, walaupun kemudian agama termaksud berhasil menyebar ke luar area pengaruh Semitik. Sebaliknya, agama budaya lahir di luar area Semitik termaksud

  1. Sesuai dengan ajaran dan, atau historisnya maka agama wahyu adalah agama monoteisme. Agama budaya bukanlah agama monoteisme

  1. Ajaran agama wahyu tegas dan jelas. sedangkan Agama budaya ajarannya kabur dan sangat elastis

  1. Ajaran agama wahyu memberikan arah dan jalan yang lengkap kepada para pemeluknya. Para pemeluknya berpegang, baik kepada aspek duniawi (the worldly) maupun aspek spiritual daripada hidup ini. Tidaklah demikian halnya dengan agama budaya, contohnya agama toisme yang menitik beratkan kepada aspek hidup spiritual, sementara itu pada konfusianisme lebih menekankan pada aspek duniawi

  1. Sistem hubungan manusia dengan Allah, dalam agama wahyu, ditentukan oleh Allah sendiri dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya. Sistem hubungan ini bersifat tetap dan tidak berubah bagaimanapun dahyatnya perubahan karena perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi

  1. Sedangkan sistem hubungan manusia dengan Tuhan dalam agama budaya berasal dari akal berdasarkan kepecayaan (yang berisi anggapan ) dan pengetahuan serta pengalaman manusia yang senantiasa berubah atau bertambah

  1. Konsep ketuhanan agama wahyu ialah monoteisme murni sebagaimana yang disebutkan dalam ajaran agama lait itu. Monoteisme adalah paham yang mempercayai hanya satu Tuhan. Sedangkan konsep ketuhanan agama budaya karena disusun oleh akal manusia, berkembang sesuai dengan perkembangan akal manusia mulai dari dinamisme sampai kepada monoteisme murni. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup


Peran dan Fungsi Agama dalam Kehidupan Individu atau Masyarakat

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain :

  • Karena agama merupakan sumber moral

  • Karena agama merupakan petunjuk kebenaran

  • Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika

  • Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

Dalam keadaan ini, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu :

  1. Sebagai sarana pendidikan

Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal-hal yang baik yang dapat menguntungkan banyak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi, agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu berada pada jalan kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing-masing.

  1. Sebagai sarana untuk keselamatan

Agama berfungsi sebagai jalan terbaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang tidak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa-dosa dimasa lalu.

  1. Sebagai jembatan perdamian dunia

Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berperilaku baik, saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian.

  1. Sebagai alat untuk sosial

Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia  ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan.

  1. Sebagai benteng kekuatan

Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena berperan besar dalam mempengaruhi perilaku dan sikap manusia secara individu ataupun secara social.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Pidato Bahasa Indonesia "Konsep Diri"

KONSEP DIRI   Assalamualaikum   wr.wb . Yang terhormat   Bapak   Sukasdi   selaku   dosen   mata   kuliah   Bahasa Indonesia dan   teman-te...