Rabu, 26 Juli 2023

Kajian "Menjadi Muslim yang Kaya dengan Sedekah"

 Narasumber : Ustadz Inan Tihul Idries, M.Pd.I

Tema             : Menjadi Muslim yang Kaya dengan Sedekah

 

Allah swt telah menciptakan seluruh semesta alam beserta isinya,termasuk pula gunung yang menjadi pasak bagi bumi, dan malaikatpun takjub dengan seluruh ciptaan Allah tersebut. Allah telah menciptakan besi yang lebih hebat dari gunung, karena besi dapat digunakan untuk menggali gunung. Allah juga menciptakan api yang dapat melelehkan besi, air yang dapat memadamkan api, dan angin yang dapat memindahkan atau menghembuskan air. Namun dari semua itu, ada yang lebih hebat daripada angin. Yaitu adalah amal anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanan sedang tangan kirinya tidak mengetahui (bersedekah secara sembunyi-sembunyi).

Ketika perang Tabuk terjadi, dimana 30.000 pasukan muslim harus melawan 200.000 pasukan Romawi, Rasullullah membutuhkan banyak perbekalan dan peralatan untuk perang lalu Allah menurunkan QS.Al Baqarah ayat 261 yang artinyaPerumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan 7 tangkai, pada tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui.”

Ketika ayat ini turun, para sahabat Nabi langsung berebut untuk segera mengamalkan ayat ini. Pertama adalah Abdurahman bin Auf yang menyedekahkan 40 dirham di jalan Allah sebagai bekal perang Tabuk, lalu 40 dirham lagi untuk diri dan keluarga. Kemudian Utsman bin Affan yang mengetahui hal tersebut ikut menutup segala kekurangan perbekalan perang Tabuk. Ali bin Abi Talib yang hanya memiliki 4 dirham pun tetap ikut menyedekahkan hartanya di jalan Allah, demgan 1 dirham disedekahkan di siang hari, 1 dirham pada malam hari, 1 dirham disedekahkan secara terang-terangan agar dapat ditiru oleh orang lain, dan 1 dirham lagi disedekahkan secara sembunyi-sembunyi.

Apabila kita memiliki cukup banyak harta yang berlimpah, maka kita dapat meniru cara bersedekah Utsman bin Affan. Namun jika sebaliknya, kita dapat meneladani Ali bin Abi Talib dalam bersedekah. Ibnu Qudamah pernah ditanya,”Siapakah sebenarnya orang yang paling berbahagia itu?”. Ia menjawab bahwa orang yang paling berbahagia adalah orang yang apabila nafasnya telah berhenti tetapi pahalanya terus mengalir (sodaqoh jariyah) misalnya seperti mengajari mengaji, membangun musholla, dan sedekah lainnya di jalan Allah swt.


- Semoga sedikit sharing ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman -

Aamiin Ya Rabbal Alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Pidato Bahasa Indonesia "Konsep Diri"

KONSEP DIRI   Assalamualaikum   wr.wb . Yang terhormat   Bapak   Sukasdi   selaku   dosen   mata   kuliah   Bahasa Indonesia dan   teman-te...